_______
Jagad perbincangan di Tanah Air, khususnya di media sosial, diramaikan kasus dugaan ijazah palsu Mulyono. Si Mul selama ini tak pernah menunjukkan ijazahnya, itu masalahnya. Dibandingkan dengan (Presiden Amerika Serikat) Obama yang pernah dituduh bukan warga asli Paman Sam, ia langsung tunjukkan akta kelahiran. Ia membuktikan dirinya lahir di Hawai bagian dari USA, publik pun segera diam, masalah selesai. Lha, ini si Mul tak pernah tunjukkan ijazah asli, malah balik menuduh sebagai pencemaran nama baik, fitnah atas dirinya. Waktu ia berkuasa, wartawan dan penulis buku Jkw Undercover, Bambang Tri. M, dan (ulama) Gus Nur (Sugi Nur Raharja) telah ia jebloskan ke penjara. Saat ini Bambang Tri masih dibui, Gus Nur sudah bebas bersyarat.
Sebagai pejabat publik, orang berhak tahu identitasnya. Kenapa orang kepo, ingin tahu, ijazah si Mul? Ada yang bilang penampilannya yang tak meyakinkan. Bukan hanya karena kemampuan Bahasa Inggrisnya yang rendah, tetapi kapasitas umumnya dipertanyakan, sebagai presiden yang tidak tepat, kata budayawan Cak Nun, sehingga tak pantas memimpin bangsa sebesar ini. Ada yang sebut ia plonga-plongo, tetapi di sisi lain ia dinilai pemain watak yang pintar sekali berbohong, membodohi masyarakat. Ia memerintah dengan ngawur, ugal-ugalan dan dikendalikan oleh oligarki. Kepemimpinannya membahayakan eksistensi negara. Selain menghadirkan kolonialisme baru juga cenderung menciptakan pembelahan sosial, kehidupan masyarakat yang tidak rukun, pecah belah. Orang pun ingin menelisik latar belakangnya, yang memang tak transparan dibuka ke publik.
Penampakan ijazahnya yang lama beredar pun mencurigakan. Foto yang tertempel bukan muka dia. Dibandingkan dengan skripsi yang dikatakan miliknya, tanggal ijazah lebih dulu dari skripsi, hal yang mustahil. Nama dekan yang tercantum di ijazahnya ternyata tak sesuai dengan fakta data kampus. Pada suatu acara, si Mul sendiri mengaku IPK-nya kurang dari 2. Apa ya mungkin Universitas Genk Mulyono meluluskan mahasiswa dengan IPK rendah.
Pada acara reuni angkatan 1985, tak terlihat batang hidung Si Mul. Pada sebuah foto alumni, sosok berkaca mata seperti di ijazah miliknya yang beredar, ternyata dipanggil bukan nama dirinya. Saat lain ia buat acara reuni, orang-orang yang hadir justru tidak ia kenal, tak ada bekas keakraban, aneh, orang bayaran. Sempat pula beredar buku album lulusan palsu. Daftar penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kehutanan tahun 1980 pun tak mencantumkan namanya. Versi lain, hasil rekayasa, dicantumkanlah namanya. Masyarakat tempat KKN di Boyolali yang diucapkan pembelanya juga tidak membenarkan adanya kegiatan tersebut di tahun 1983. Itu juga melahirkan dugaan kebohongan lain. Setiap pernyataan dari dirinya dan dari pemujanya selalu memunculkan pertanyaan, karena tidak logis atau tidak konsisten.
Netizen pun menyaksikan ada pelaporan Si Mul terhadap orang-orang yang dianggap memfinahnya. Di hadapan wartawan, si Mul mengatakan telah menyerahkan ijazah asli ke polisi. Padahal tampak di kamera yang ia bawa justru map yang dilipat. Apa ya ijazah asli dibawa seperti itu? Di kemudian hari pihak kepolisian mengatakan bahwa yang diserahkan adalah foto copy saja. Jadi mana yang benar, siapa yang bohong? Namun,, Bar Es Krim justru kemudian merilis hasil uji laboratorium forensik. Lha, kalau itu berkas foto copy, apa ya tepat dipakai untuk bahan uji forensik? Mereka juga lalu bikin pernyataan bahwa ijazah si Mul identik dengan dokumen lain yang diuji. Ini pun memunculkan pertanyaan, identik tapi tidak otentik? Aparat seragam coklat pun lagi-lagi dianggap menurunkan kepercayaan publik, mereka dianggap bukan lagi alat negara tapi pembela bekas penguasa.
Netizen lebih mempercayaai rilis pembuktian forensik para doktor alumni UGM yang terjamin sebagai lulusan ashli dan memang ahli. Mudah sekali mengikuti penalaran dan pembuktian ilmiyah mereka yang didukung teknologi digital canggih. Lembar ijazah yang diakui miliknya itu tidak otentik. Dari foto, bentuk kuping, hidung, bibir, mata, gigi tidak identik dengan rupa Mul. Begitu juga font huruf yang digunakan, tanda tangan pengesahan, tak menunjukkan keaslian, bahkan nama dekan yang dicantumkan tak sesuai dengan data yang ada. Dapat ditelisik bahwa ijazah itu baru dibuat pada tahun 2018. Hari, tanggal, jam, menit, detik dari riwayat rekayasa dapat terlacak jejak digitalnya.
Yang dihadapi si Mul kini bukan Bambang Tri M. dan Gus Nur. Mereka adalah para doktor alumnus dari UGM yang tidak rela almamaternya turut melakukan pembohongan publik. Kasus ini in sya Allah akan terus bergulir. Ada rencana akan dibawa ke peradilan internasional. Kasus ini tak akan berhenti dan menguap, atau dilupakan masyarakat yang biasanya short memory. Sekali pun ada rekayasa membela bekas penguasa yang seperti Fir'aun, namun qadarullah yang akan berjalan.
Waquljaa alhaqqu wazahaqal baathil innal baathila kaana zahuuqa. Bila datang kebenaran, pasti hancur kebatilan. Kebenaran mungkin saja tertunda, tapi kebatilan akhirnya pasti akan kalah. Kejujuran diharapkan menjadi modal bangsa untuk melangkah ke depan. Target negeri emas tahun 2045 jelas tidak meyakinkan, selagi rakyat masih lemas dan cemas sebelum si Mul diadili, sebelum masalah ijazah ini usai.
Bila kelak akan terbukti secara legal bahwa ijazah si Mul adalah palsu, bahwa ia memerintah 10 tahun dengan dokumen palsu, jabatannya menjadi tidak sah. Hutang yang dibuat sebesar 8 ribu trilyun akan menjadi tanggungan pribadinya, demikian pendapat netizen. Rakyat negeri yang belum sejahtera agar tidak lagi menanggung hutang. Sementara patung si Mul yang menelan miliaran rupiah telah berdiri di wilayah propinsi menantunya. Kemungkinan itu dibiayai si Bob menantunya yang telah korupsi bijih nikel senilai lima ratusan trilyun. Di IKN yang in sya Allah mangkrak juga telah direncakan pembuatan patung si Mul. Informasi pemujaan terhadapnya seperti itu makin membuat netizen geram.
Berita terkini, saat tulisan ini ditulis, mengabarkan muka si Mul muncul bisul-bisul yang parah dan mengerikan. Netizen terus menyoroti dan menunggu apa yang terjadi pada finalis penguasa terkorup nomor 4 dunia yang diumumkan oleh lembaga internasional OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project). Mbok ya kalau punya ijazah asli, tunjukkin aja' Koq repot amat sih? Demikian ujar, Bu Megawati. Kita pun bilang semestinya ia seperti Obama di Amerika. Namun, bila ia sejatinya tak punya dan telah memalsu ijazah, maka tunggu saja endingnya. He is playing a losing game, demikian pendapat pengamat. Ia sendiri, UGM, polisi dan sebagian orang sebetulnya tahu yang sebenarnya. Para doktor, pakar, yang dilaporkan pun mengetahui kebenaran secara ilmiyah. Kebohongan tak pernah sempurna. Wallaahu a'lam.
_______
Lamongan, Sabtu 31 Juni 2025
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar