Memahami IRo-Society: Merujuk Catatan Seorang Wartawan Senior
Bambang S. Mantup
Santri IRo-Society dari Lamongan
_____
Wartawan senior Jawa Pos Djoko Pitono mencatat ada hampir 6 ribu atau sekitar 5.600 profesor di Indonesia dengan keahlian masing-masing. Mereka juga memiliki karakter yang macam-macam. Penulis dan editor banyak buku ini melihat Prof Imam Robandi begitu antusias saat berbicara di depan para mahasiswa serta para guru. Menurutnya, hal ini rupanya tertular budaya Jepang bagaimana (hal itu membuat, red.) seorang guru dihormati.
Digarisbawahi pula betapa Prof. Imam bersabar membimbing para guru itu selama bertahun-tahun. Sebagai wartawan yang tentu selalu mengikuti perkembangan dan gerak budaya, Djoko Pitono pernah mengamati hal istimewa seperti ini dilakukan oleh almarhum Prof. Andi Hakim Nasution dari IPB (Institut Pertanian Bogor) serta almarhum Dr. Sujoko dr ITB (Institut Teknologi Bandung). Pada paparan pengantar sebagai moderator bedah buku pada akhir tahun lalu itu, Djoko Pitono seakan ingin mengatakan sekarang hanya Prof. Imam yang melakukannya.
Pekan lalu, di tengah kesibukannya aktif dalam seminar-seminar bersama para pakar, wali kota dan wakil gubernur dalam rangkaian HUT ITS, profesor dengan multi bakat seni ini sejak beberapa waktu sebelummya juga mendampingi latihan para professor untuk pentas wayang orang. Prof. imam Robandi adalah sutradara atau dalangnya. Ketua Dewan Prrofesor ITS yang pernah berkeliling mendalang di di Jepang ini juga merekomendasikan seminar nasional untuk dilaksanakan para Irowan Irowati.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat nalam itu bertitel National Seminar: Understanding IRo-Society. Seminar ini berlevel nasional karena para invited speakers dan partisipannya memang berasal dari berbagai daerah di tanah air, mulai Aceh sampai Papua. Kegiatan ini pun seperti biasa di-record dan di-broadcast secara streaming oleh para IRo-YouTubers sehingga dapat disaksikan secara meluas dan terdokumentasikan.
Penulis yang berkesempatan menjadi salah satu dari 9 invited speakers melihat kreativitas penulis buku Artificial Intelligence dan banyak buku lainnya ini. Ibarat dalang yang tak pernah kehabisan lakon, ada saja skenario Prof. Imam dalam memberdayakan dan mencerahkan, empowering and enlghtening, para santrinya. Hal seperti ini membuat semua yang terlibat tertantang untuk dapat melaksanakan dengan baik. Tugas ini harus dilaksanakan dengan ikhlas bila ingin belajar.
Seminar ini merupakan KSJM (Kajian Spesial Jumat Malam) seri ke-140. Kajian yang dimulai sejak masa pandemik setiap pekan ini benar-benar tanpa putus dan merupakan webinar terpanjang,. Demikian hal itu pernah disampaikan seorang dosen dan peneliti dari Yogjakarta Ali R. Audah. Ini adalah sebuah catatan sejarah. Semua yang aktif dalam IRo Society bersyukur berada dalaam komunitas yang istimewa ini. Tulisan ini adalah modifikasi dari outline presentasi ‘makalah’ yang disampaikan penulsi dalam seminar tersebut.
Prof. Imam Robandi Founder dan Tokoh Sentral IRo Society
Sebuah kelompok atau komunitas, organisasi, lembaga sampai sebuah negara sudah jamak atau lazim memiliki tokoh sentralnya. Dialah yang mempengaruhi, mewarnai, mengarahkan sampai mengendalkan dinamika yang ada dalamnya. Baik-buruknya dan kondisi apa saja kuncinya terletak pada seorang tokoh sentral. Karakter sang tokoh jelas berpengaruh terhadap suasana dan dinamika kelompok. Prof. Imam Robandi adalah intelektual, pemikir, yang sekaligus memiliki jiwa seni yang cukup tinggi dan bakat beragam telah membangun komunitas yang dinamakan IRo Society.
KomunitasIRo Society dibentuk dari tindak lanjut kegiatan workshop, seminar, symposium yang dilakukan oleh lulusan Tottori University Japan ini. Dari group-group di whatsap yang jumlahnya puluhan kemudian sering terhubung dalam berbagai kegiatan atau proyek. Para IRowan dan IRowati santri atau murid Prof. Imam ini telah menghasilkan banyak buku tunggal maupun kolaborasi. Tidak hanya karya tulis, sebagaian mereka juga telah menjadi youtuber dan streamer yang bersemangat dan terus menghasilkan konten-konten kreatif dan positif.
Komunitas ini membuat para anggotanya menjadi pribadi-pribadi pembelajar dan professional di tempat masing-masing. Umumnya mereka adalah para guru dari tingkat PAUD sampai SMA serta para doctor berbagai perguruan tinggi. Ada pula dokter, apoteker dan praktisi di bidang lain. Yang sama dari yang beragam itu adalah mereka semua merasa menjadi pembelajar untuk dapat hidup bermakna menebarkan kebermanfaatan. Slogan dari IRo-Society adalah empowering and enlightening atau memberdayakan dan mencerahkan ini memotivasi hingga bagaimana menghasilkan karya-karya jariyah. Prof. Imam memotivasi kita agar kuburan kita tak hany di pemakaman tetapi juga di perpustakaan. Artinya kita harus menghasilkan legacy atau warisan jangka panjang.
Nama IRo Sociiety Bukan IRo Community
Penulis saat awal masuk pernah berpikir tentang nama IRo Society, mengapa tidak IRo Community. Menge-check di Wikipedia keduanya mempunyai arti sama yakni masyarakat. Baik IRo-Society maupun IRo-Commnunity dapat diartikan masyarakat atau kumpulan orang di bawah bimbingan Prof. IRo atau Prof. Imam Robandi. Saya menebak pemilihan kata ‘society’ dapat memberikan penekanan atau pengingat tentang nilai masyarakat madani, masyarakat yang berkeadaban atau berperadaban. Konsep masyarakat madani yang pernah digaungkan adalah mengambil dari istilah ‘civil society’.
Nilai-nilai keadaban itu pula yang terbukti ada dan menjadi ciri khas komunitas ini. Boleh disebut di sini dijunjung tinggi kejujuran dan keramahan. Nilai kejujuran ditunjukkan bahwa warga IRo diharapkan berkarya original, dilarang menyukai copy paste. Kejujuran juga membawa semangat belajar dan memperbaiki diri, sedia diingatkan bahkan dikoreksi. Nllai keramahan ditunjukkan dengan saling menyapa, saling memberikan simpati, empati dan apresiasi bahkan keinginan saling bertemu atau mengunjungi. Semua pembelajar adalah berproses. Beruntungnya, di IRo disediakan lebih dari satu fakultas.
Sebagian warga IRo yang penulis kenal meski secara virtual tampak ada yang bersemangat dalam kepenulisan. Jenis karya mereka pun dapat beragam baik bentuk artikel, puisi dan lainnya, begitu pula selingkung atau gaya bertuturnya. Sementara sebagain ada yang memiliki passion dalam berkarya video dengan menghasilkan konten-konten yang kreatif, positif dan manfaat. Ada pula yang tersemangati dari isi tulisan dan video untuk mengembangkan diri dalam banyak hal, dari bertanam, berkebun, membuat kuliner, menyanyii sampai bagaimana membaca Al Quran atau qiraah.
Seorang IRowati yang berasal dari Lamongan yang bernama dr.Izzuki Muhasonah, yang kini tinggal di Probolinggo, adalah seorang dokter yang dalam seminggu terakhir sibuk membagi waktunya untuk mengatur persiapan dan banyak hal terkait seminar, sebagai chair woman. Ini adalah contoh aktivitas warga IRo yang berbagi, memproses diri dan dari pengalaman di komunitas ini makin mantap menjadi yang terbaik di tempat masing-masing.
King Kobra , Elang dan Sukses Bersama
Hubungan warga IRo dari Aceh sampai Papua tak sekedar interaksi antar murid atau antar santri sekedarnya. Di antara mereka ada ikatan persaudaraan sesama pembelajar untuk mencapai tujuan yang sama sesuai latar belakang masing-masing. Bila ini ditanyakan kepada semua IRowan dan IRowati maka jawabannya akan serupa.
Semangat menghargai pun menjadi hal yang biasa karena memang biasa dipraktekkan sendiri oleh sang guru. Setiap IRotizens, demikian kadang-kadang warga IRo menyebut dirinya, merasa mendapatkan perhatian. Prof. Imam sendiri dengan berendah hati menyatakan bahwa di IRo Society tidak terlalu perlu menggerakkan karena pada dasarnya yang di sini sudah terseleksi. Mereka yang sejak awal tak siap belajar tentu sudah left, meninggalkan group. Menurutnya, rumus King Kobra pun tidak lagi berlaku di sini. King Kobra bertelur 30, yang menetas 22 dan yang kelak menjjadi King Kobra hanya dua. Sementara di sini lahir king kobra yang lebih banyak.
Kesediaan untuk bersama di sini adalah karena karena terdapat kesamaan yang diperjuangkan. Itulah pengikat hati dan pikiran yang terbukti dapat bertahan hingga sekarang dan in sya Allah akan berlangsung lama ke depan. Ada semangat untuk mencapai keberhasilan bersama. Ungkapan yang sering disampaikan adalah bahwa sukses sendiri itu lebih mudah dari pada sukses bersama, tetapi sukses bersama in sya Allah akan lebih membahagiakan. Suka rela, setiap orang berhak sukses sendiri atau pun sukses bersama. Keduanya pun dapat dipilih tanpa mengesampingkan yang lain.
Ada catatan, Prof. Imam kadang berprinsip 'Eagle flies alone'atau elang yang terbang bebas menentukan tujuan secara mandiri. Ini adalah kebutuhan penyeimbang dari keterikatan rutinitas guru besar bidang elektro ini dalam berbagai tugas. Kemampuan itu tampakanya yang membuat dapat menciptakan lebih banyak manfaat. Buktinya, batapa banyak tokoh dari berbagai perguruan tinggi dan kalangan, serta tokoh-tokoh inspiratif lainnya, baik dari dalam dan luar negeri, telah pernah dibawa oleh Prof. Imam di hadapan para santri IRo Society.
Untuk belajar menghasilkan kebermanfaatan, para santri IRo Society justru lebih dahulu digerojog manfaat dari sosok, yang oleh seorang tokoh menyebutnya sebagai, seorang humanis. Keistimewaan yang disampaikan Bapak Djoko Pitono di atas menjadi corak kurikulum dan pembiasaan di komunitas IRo Society.
_________
Lamongan, Ahad 23 Oktober 2022 / 27 Rabiul awal 1444 H