Buka masjid 24 jam. Nyalakan terus lampu di malam hari. Biar saja orang datang hanya untuk ke toilet. Beri kopi susu untuk jamaah Subuh. Tingkatkan doorprize dengan hadiah umrah. Nol-kan saja kas masjid. Berikan pada yang butuh jemput pasien di RS. Berikan seluruhnya, biar untuk berobat jalan juga. Dalam 4 bulan dapat infaq 7 milyar, dibelikan hotel di Kaliurang. Bangun Jogokariyan 2, 3. Demikian penggalan-penggalan gagasan dan praktik pengelolaan masjid oleh Ustadz Muhammad Jazir. Masih banyak lainnya, yang tak semua dapat dituliskan. Belum lagi pemikirannya dan pengetahuannya tentang sejarah bangsa. Penjelasannya mudah dicerna. Mengikuti taushiah Ustadz Jazir selain memperoleh pengetahuan dan pemahaman agama, kita rasanya menjadi melek, cerdas dan terhibur.
Berhari-hari, hingga hari ini, masih muncul pemberitaan atau postingan tentang Ustadz Jazir atau KH Muhamnad Jazir ASP Ketua Dewan Syura Masjid Jogokariyan Yogjakarta yang wafat pada Senin 22 Desember 2025 lalu. Seperti mendung yang masih menggelayut di langit dan sewaktu-waktu menurunkan hujan, demikianlah kaum muslimin yang lagi-lagi tertegun haru mengenangnya. Bicaranya lugas, rasional, menarik, menuntun pada bagaimana yang terbaik untuk masjid. Potongan-potongan video taushiah atau wawancaranya diputar ulang dan membuat banyak orang seakan baru sadar tentang apa yang dikatakannya. Ide-ide atau gagasan segarnya terlihat bagaimana ia ingin masjid menjadi oase sekaligus penggerak kehidupan serta pusat peradaban. Orang mengingat lagi kiprah beliau yang menasonal bahkan menyebar hingga manca negara.
Banyak yang terperanjat saat ia mengatakan sandal hilang, sepatu hilang milik orang yang shalat di masjid akan diganti baru dengan merek sama. Bahkan ditingkatkan, sepeda motor hilang pun akan diganti. Orang shalat di masjid mestinya dapat tenang, khusuk tanpa rasa khawatir. Takmir haruslah bertanggung jawab terhadap kenyamanan dan keamanan jamaah. Pengurus takmir masjid juga jangan diisi orang kikir. Saldo kas masjid jangan ditumpuk, harus di-nolkan untuk melayani jamaah dan masyarakat yang membutuhkan. Menara masjid adalah untuk melihat kondisi warga sekitar bukan sekedar keindahan. Robohkan saja menara itu jika tak berfungsi. Jual saja pengeras suara jika masjid tidak membuat warga sekitar sejahtera. Imam shalat jangan tak kenal siapa yang shalat bersamanya. Ia hendaknya merupakan imam masjid yang mengetahui apa yang dihadapi jamaahnya. Masjid selain menjadi tempat yang nyaman beribadah hendaklah menjadi tempat solusi masalah dan bahkan penggerak muamalah.
Tokoh yang secara fisik, mohon maaf bila tak tepat, perawakan tinggi besar gagah dengan vokal lantang tetapi ramah ini mengingatkan kita pada sosok pelawak Tarzan (Toto Muryadi). Ustadz Jazir tidak melucu, tetapi tampaknya senang guyon juga. Sikap tegas Ustadz Jazir tak menutupi keramahannya. Beliau betmuka cerah, senang tersenyum, candaannya cerdas, menggelitik, kritis dan mengajarkan makna atau kedalaman pemahaman dari pengamalan syariat Islam yang diajarkan Rasulullah Muhammad shallallaahi 'alayhi wassalam. Pemikirannya, misalnya Ust. Derry Sulaiman menyebut out of box, memberikan pencerahan dan bahkan terobosan untuk dakwah dan memberdayakan umat Islam.
Jejak digital sosok aktivis masjid ini mudah dilacak dan in sya Allah akan sering dilihat umat Islam. Beliau pantas dikenang, ditengok lagi perjalanan hidupnya. Ustadz Jazir pantas menjadi cermin, rujukan atau motivasi kita orang beriman untuk menggapai ridha Allah Ta'ala, khususnya untuk memakmurkan masjid dan membuat masjid memakmurkan umat. Kehidupan sosok tokoh masjid Jogokariyan ini mungkin oleh sebagian orang baru disadari saat kepergiannya. Ia diantar puluhan ribu pelayat menuju komplek pemakaman tempat peristirahatan pahlawan nasional KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Betapa ia dimuliakan oleh warga Muhammadiyah, khususnya warga Jogokariyan Yogjakarta, sehingga memakamkannya di sana. Ustadz Jazir meninggal di usia 63 tahun, seperti usia wafat Rasulullah Muhammad shalallaahu 'alayhi wassalam. Biarpun di usia relatif pendek tetapi peninggalan, amal jariyahnya, pasti berusia panjang, abadi. Tokoh Anies Baswedan pun menyampaikan demikian. Ma sya Allah. Tabarakallah.
_______
Lamongan, Sabtu,27 Desember 2025 / 7 Rajab 1447 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar