Kamis, 16 Oktober 2025

Langit Tak Retak

Langit tak retak. Begitulah kita memandang dari bawah, dari pijakan kita di planet bumi yang bagai titik debu di alam raya. Kita yakin ada Tuhan karena kita melihat para orang sombong ternyata lemah dan lucu bila dilihat dengan hati jernih. Kebodohan terbesar adalah sombong tidak mau tunduk beribadah kepada Sang Pencipta. Mau bantah dengan logika apa terhadap penyataan bahwa kita ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. 

Ia Yang Memiliki seluruh jagat raya, Ia pula yang memiliki kendali dan kuasa terhadap semua. kuasa-Nya meliputi dari yang besar tak terjangkau semua indera hingga yang terkecil yang dengan alat pembesar sekalipun mata manusia tak mampu melihat.Orang berakal sehat meyakini lebih banyak hal yang tidak diketahui daripada yang diketahui, apalagi yang mampu dijelajahi. Bumi yang setitik debu di alam raya ini saja baru sedikit tempat yang pernah dikunjungi.

Allah menciptakan langit tinggi tak terjangkau yang tanpa retak. Begitu pula Allah mengatur skenario kehidupan dengan sepenuhnya. Ada takdir-Nya yang didasarkan usaha manusia ada pula yang tidak. Yang tampaknya tergantung ikhtiyar kita pasti atas ijin-Nya juga. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan allah semata. 

____ 

Lamongan, Kamis 16 Oktober 2025


Selasa, 07 Oktober 2025

Setelah Terbit Per Semester Rutin 19 Tahun Lebih, Libur Dulu INSPIRO Majalah Sekolah SMPN 1 Mantup Lamongan

 Assalaamu'alaykum ww.


Mas Adi, ... terkait keputusan MK tentang sekolah gratis khususnya di sekolah negeri, maka hampir semua sekolah (SMP) negeri (di Lamongan, khususnya) tidak ada yang berani menarik 'dana komite.' Dampaknya sebagian program / kegiatan sekolah yang anggarannya dari (orang tua) siswa tidak mudah terlaksana. 


Inspiro kita yang biasanya pembiayaannya di RKAS lewat dana Komite termasuk yang repot. Sebetulnya  di awal semester lalu sempat dipertimbangkan untuk pembelian langsung oleh siswa tetapi dirasa tetap kurang aman. Akhirnya kemarin diputuskan untuk libur dulu.


Jadi ini kabar yang perlu saya sampaikan. Bila di waktu mendatang ada kemungkinan untuk terbit lagi, dan saya yang turut mengelola,  in sya Allah  tak ada pilihan lain untuk minta kerja sama dengan Mas Adi lagi. 


Matur nuwun kerja sama 19 tahun lebih. Mohon maaf atas kekhilafan dan kekurangan yang ada. Semoga peran, kreativitas Mas Adi dan almarhum Mas Luqman manfaat abadi untuk siswa dan kami, serta menjadi amal jariyah. Semoga kita tetap dapat kontak atau silaturrahim, sehat, bahagia bersama keluarga  Jazakallah.  Aamiin.


Wassalamu'alaykum ww.


[7/10 16.25] Adi Arianto: Waalaikumsalam wr wb.....Aamiin. siap, mboten nopo2 pak. sami2 kami juga berterimakasih kerjasamanya selama ini, juga mohon maaf atas kekhilafan baik yang sengaja maupun tidak

[7/10 16.27] Bambang Sugiharto: Nggih, Mas Adi.👌👌🤲🤲

Minggu, 21 September 2025

Semut Mana? Tanah Suci Steril Bakteri

_________

Ketika menunaikan haji pada 2024 dulu, sebagai orang yang tiap saat di dapur, urus masakan dan makanan kami, ibunya anak-anak memperhatikan satu hal yang amat menarik untuk dirinya. Di Tanah Suci makanan aman, tidak ada semut. Betapa jamaah yang ribuan, jutaan orang, diringankan tidak dibuat repot seandainya ada semut. 

Makanan, jajan, sering kali berserakan karena keterbatasan tempat dan wadah. Hidup puluhan hari di hotel bersama banyak orang, juga beberapa hari di tenda dengan lebih banyak orang, tentu tidak mudah menaruh, menata makanan dan minuman dengan baik dan rapi. 

Tak hanya bebas dari gangguan semut, bakteri pun tak mudah ganggu. Para jamaah tampaknya tidak ada yang mengeluhkan bau makanan yang basi. Tak jarang terjadi adanya kelebihan makanan, atau sisa jatah makanan hari sebelumnya. Betapa akan mengganggu kenyamanan apabila makanan lama mudah basi dan berbau. Ma sya Allah, rupanya tanah suci steril dari bakteri. 

Setiap orang mencatat kesan kekaguman, atau ketakjuban, dari pengalaman beribadah di Tanah Suci. Tak semua terucapkan, lebih banyak yang menjadi kemantapan dan manisnya iman, ketinduan untuk dapat berziarah kembali, atau menjadi pemantik pengetahuan baru sebagai hamba Allah yang fakir ilmu.

https://www.facebook.com/share/r/1EKL6KVDfW/

_______

Lamongan,, Ahad, 21 September 2025 / 27 Rabiul Awal 1447 H.

Minggu, 14 September 2025

KING KOBRA DAN PENONTON FILM KISAH NABI SAW


_______

Kobra bertelur 32. Dari jumlah itu, 22 telur akan menetas. Akhirnya hanya ada 2 yang akan menjadi king kobra. Ibrah seleksi alam itu sering disampaikan oleh Prof. Imam Robandi, founder IRo Society yang kini menjabat Ketua Dewan Profesor ITS Surabaya. Hal itu adalah untuk menciptakan academic atmosphere, memotivasi, mengkondisikan semangat para murid atau santri beliau, para IRowan - IRowati, atau IRotizens, dalam belajar apa saja, agar berdaya dan tercerahkan, sesuai slogan komunitas: empowering and enlightening.

Kami, para santri, belajar menulis buku, artikel di koran atau di website, membuat konten di You Tube, Tik Tok dan berbagai media sosial. Kami juga belajar agar berkemampuan public speaking, mengelola sekolah dan lembaga, murratal Qur'an, bertanam, menjelajah pegunungan, mengenal beragam budaya dan kehidupan di nusantara dan berbagai belahan dunia, memahami masalah sepak bola hingga soal kuliner kesehatan, menanfaatkan waktu luang dan kesempatan, serta seabreg tema atau topik bahasan lainnya.

Setahun yang lalu, penulis mem-publish di blog pribadi tulisan pendek 250 kata sebagai sekedar pengantar nobar link atau tautan video You Tube, yang memuat 2 film kisah Nabi SAW dari lahir hingga wafat. Kemudian sejak awal bulan Rabiul Awal tahun ini, 1 bulan lalu, penulis share lagi halaman blog itu sambil berusaha memutar ulang film Muhammad The Messenger yang diproduksi tahun 2015 dan The Message (Arrisalah) yang dibuat pada tahun 1976 itu. 

Penuls berpikir bahwa itu adalah salah satu cara mengenal sosok teladan junjungan kita Nabiyyullah Agung Rasulullah Muhammad shalallaahu ‘alayhi wassalam. Durasi kedua film yang masing-masing sekitar 2,5 jam menjadi alasan kita memutarnya secara bertahap. Apalagi bila kita sering merasa sibuk dan memang proporsi urusan 'instan'  belum menyatu bahkan lebih diutamakan dari pada mengumpulkan bekal di kehidupan abadi ukhrawi. 

Bila pada bulan lalu angka viewers tercatat 134, kini telah menjadi 431 viewers. Artinya dalam tiga pekan di bulan maulid ini terjadi penambahan sekitar 300 orang yang membuka halaman blog tersebut. Apakah semua viewers memutar film yang ditautkan tersebut? Belum tentu. Atau pasti tidak semua 

Bila merujuk pada analogi king kobra di atas, di antara 431 viewers kemungkinan ada 296 orang yang mencoba menyaksikan film. Dari jumlah yang memutar film itu, kemungkinan hanya  orang yang sampai selesai menonton selama 5 jam. Mereka  in sya Allah mampu mencerna pesan film itu dengan baik. Apabila boleh dikata,, dari 431 ‘kobra’ yang sedia membuka halaman blog tentang film Nabi,  hanya 26 orang saja yang akan menjadi ‘king kobra’ yang benar-benar belajar dan menikmati kisah Rasulullah Muhammad shalallaahu ‘alayhi wassalam, yang disajikan dalam film yang tak main-main ini. 

 Untuk yang sudah sampai selesai memutar film, in sya Allah akan merasa betapa kisah Nabi SAW itu sungguh ma sya Allah. Semoga kita kelak berkumpul bersama beliau dan orang-orang shalih pengikutnya. Selanjutnya semoga kita pun dapat bertemu Allah subhaanahu wara'ala. 

Allaahumma shalli 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad kamaa shallayta 'alaa Ibraahim wa'alaa aali Ibraahim

____  

Lamongan, Sabtu 13 September 2025 / 20 Rabiul Awal 1447 H.

Edited: Ahad 21 Sept. 2025


https://www.bambangsmantup.com/2024/09/memutar-film-kisah-nabi-saw.html

Minggu, 24 Agustus 2025

Jangan Suruh Anak Hebat Seperti Suruh Ikan Terbang, Burung Berenang

_______

Seorang siswi SMP memakai kostum karnival dengan ongkos sewa 1.800.000 rupiah. Ibu bapakmya bekerja di Malaysia yang membayarnya.Tampaknya mereka menginginkan putrinya tampil cantik, menarik, berjalan di atas catwalk panjang beberapa kilo meter jalan propinsi, disaksikan ribuan pasang mata. Saran guru, jauh sebelum hari karnaval agustusan, yang memberi alternatif yang lebih murah tidak diterima. 

Di tempat lain ada yang sewa kereta seharga 2,5 juta ditanggung beberapa siswi, itu belum termasuk biaya rias yang ratusan ribu. Bisa jadi, di tempat lainnya ada yang lebih dari itu untuk biaya perayaan agustusan. Sekolah tak mudah mencegah dan akhirnya mempersilahkan saja, toh tampilan barisan sekolah dapat makin indah dan menarik, potensi dapat juara. Karnaval berbagai lembaga se-wilayah tidak sekedar perayaan tetapi dilombakan juga.

Tampil terbaik di karnaval adalah momen setahun sekali, kesempatan membuat kebanggaan bagi anak, menurut sebagian orang tua di atas. Sebetulnya itu untuk kebanggaan para orang tua itu sendiri juga. Namun untuk yang biasa bersikap sederhana, sak madyo wae, atau yang realistis melihat pendapatan masyarakat, yang berkisar antara 300 ribu sampai 4 juta per bulan, menyewa pakaian dengan tarif tinggi... tak terpikirkan. Namun tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyoroti tentang perayaan HUT RI. Penulis mengambil ilustrasi tersebut untuk potret contoh bagaimana setiap orang tua mempunyai keinginan atau harapan terhadap anak. 

Selain contoh di atas, demi kebaikan anak, ada berbagai  jalan dan kesempatan lainnya yang digunakan orang tua sesuai pandangan hidup, pendapat dan pendapatan. Ada cerita orang tua yang mendamba anaknya menjadi dokter. Berbagai upaya dilakukan untuk meng-upgrade anak  agar kelak dapat masuk kuliah kedokteran. Soal biaya pendidikan ratusan juta rupiah bagi mereka tak masalah. Ternyata si anak yang dikondisikan untuk itu tidak kuat, tak mampu, bahkan sempat alami stress. Orang tua  akhirnya menyerah, menyadari kekeliruan memaksakan kehendak yang tak sesuai dengan keadaan anak. Syukur alhamdulillah mereka terhibur ada putra lainnya yang berhasil. 

Selain orang tua di rumah, ada pula orang tua di sekolah, yakni para guru, yang lebih kurang juga menitipkan keinginan dan harapan. Para guru selalu mengharap para siswanya mudah diajar, syukur bila  berprestasi, membanggakan dan mengharumkan nama sekolah. Paling tidak, para guru mengharap siswanya pandai, nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal. Bila ada yang kurang, kadang mereka dimarahi.  Sikap para pendidik besar pengaruhnya pada mentalitas anak. Ada pendapat, pola pengajaran yang tidak sesuai bukan saja tidak mencerdaskan, malah dapat membuat putus asa anak.

Penulis, sebagai guru, mengambil sampling di kelas perwalian. Melihat latar belakang siswa berdasar data orang tua mereka, dari status  ayah, 14 orang lulusan SD, 8 orang lulusan SMP, 9 orang lulusan SMA, 1 orang belum masuk datanya. Di antara 32 siswa, 6 di antaranya adalah yatim / piatu. Sementara 1 anak yang dikira piatu, mengaku ayah ibunya berpisah. Wali kelas dan guru yang mengajar perlu mengetahui latar belakang mereka baru kemudian melihat potensi akademik, bakat dan minat. 

Ingat pula data bahwa 65% rakyat Indonesia mengenyam pendidikan tertinggi hanya pada tingkat SMP. Sementara yang sempat kuliah di perguruan tinggi baru sekitar 7% saja. Guru harus realistis bagaimana menyikapi kurikulum dan menerapkannya secara fleksibel sesuai kondisi peserta didik. Jangan karena terlalu bersemangat, materi kuliah dijadikan materi untuk para siswa. Jangan harap mereka kelak akan kuliah seperti para guru. Tingkat kecerdasan, minat dan potensi anak tak boleh disepelekan, namun pastiilah bervariasi di sistem klasikal umumnya sekarang. Kepekaan dari pengalaman di tengah para siswa menjadi pengembangan dari teori pengajaran yang bersifat umum.

Peran guru amatlah penting dan menentukan. Kehidupan anak-anak dan pertumbuhannya banyak ditentukan pengalaman belajar di sekolah. Apalagi ada sebagian orang tua yang memang amat mengandalkan sekolah atau guru untuk kebaikan anaknya. Mereka lebih senang sebagai yang membiayai saja. Lucunya, ada teman guru yang juga berpendapat demikian, meski guyon saja.  Ia tak suka dipusingkan urusan anak saat di rumah, padahal di sekolah obyek pengabdiannyan anak-anak juga, para siswanya. Alhamdulillah anak-anaknya baik-baik.. 

                                                                                *******

Ketika si mbak dan adhiknya bercengkerama, guyon, main games, orang tua tak selalu dapat nimbrung. Cukup berusaha paham, atau sesekali saja menimpali. Saat sesama siswa ngobrol di suasana santai,  bermain, guru pun  tak dapat begitu saja mencampuri. Cukup mengawasi bahwa semua baik-baik saja, berusaha menjamin tak ada perundungan, bullying. Dunia anak-anak, remaja, orang muda yang sejak dulu dikenal  masa yang indah adalah beda dengan dunia orang dewasa. Bahkan yang sedang mereka jalani dan hadapi pasti beda dengan apa yang dialami para orang tua saat di usia atau masa yang sama, dahulu. 

Setiap masa melahirkan generasi dan dinamika kehidupan yang berbeda. Kondisi alam, sosial, budaya dan tantangan hidup berubah dari masa ke masa. Berbeda dengan dahulu, kini  sedang mengalami kemajuan IT, era keterbukaan dan kebebasan berbicara. Terdapat begitu banyak kemudahan di berbagai aktivitas pergaulan, belajar dan bekerja. Tantangan baru pun muncul. Tersedianya beragam aplikasi atau platform media sosial, hiburan dan games dapat menjadi positif atau pun negatif.  Remaja jaman dulu tidak miliki pengalaman seperti remaja sekarang.  

                                                                       *******

Orang tua atau guru  tidak bijaksana apabila menuntut anak-anak bersikap atau melakukan segala hal yang dikehendakinya. Tak jarang dijumpai pemikiran hingga perkataan orang dewasa yang menyalahkan  anak-anak kenapa tidak  dapat bersikap atau melakukan hal yang mereka inginkan. Padahal anak-anak butuh bermain dan berkembang sesuai alam dirinya. Karena faktor umur, barangkali, banyak yang lupa bagaimana dirinya dahulu saat di usia seperti anak-anak mereka,  atau waktu sekolah setara murid-muridnya. Kondisi jaman tentu berbeda, maka akan sulit terjadi generasi yang berbeda memiliki pengalaman yang sama. 

Walaupun demikian, ada banyak hal yang selalu sama. Nilai kejujuran, kepatuhan pada orang tua, kewajiban  terhadap agama,,0 tak pernah berubah untuk diperhatikan sepanjang masa. Jangan karena memanjakan anak, kemudian menoleransi anak bangun lambat, tidak shalat, tidak mengaji hingga pergaulan yang tak terbatasi. Na-udzubillah mindzaalik. 

Sebagai 'kurikulum' pengemba⁹ngan diri, penugasan atau  tantangan agar berkembang adalah perlu. Menuntut anak atau siswa agar dapat memiliki kemampuan tertentu atau menyelesaikan suatu soal adalah  suatu keharusan. Yang menjadi masalah adalah apabila 'ujian' atau soal yang diberikan tidak proporsional, melebihi daya jangkau mereka. Yang seperti ini tidak membuat berkembang namun dapat berakibat keputus-asaan. 

Jika engkau ajari burung untuk berenang, engkau ajari ikan untuk terbang, maka engkau adalah pelatih yang bodoh. Demikian ungkapan yang kita ketahui. Seorang pelatih, guru, orang tua, tak dapat begitu saja menyuruh atau pun mengajari agar anak hebat,  mempunyai kompetensi tertentu, tanpa melihat keunikan anak. Orang tua atau guru hendaknya tidak bernafsu menginginkan anak atau siswanya menjadi yang terbaik di luar garis edar atau jalur  takdirnya.  

Akhirnya, lagi-lagi kita diingatkan tentang pentingnya keikhlasan dalam bersikap, serta keteladanan dalam berihktiyar. Ibda' binnafsik. Mul.ailah dari dirimu sendiri, termasuk untuk orang tua dan guru yang berpengharapan terhadap anak atau siswa. Saat proses menulis ini, alhamdulillah ada sebuah video taushiah dari Ustadz Adi Hidayat yang menarik. Dipesankan dan dimotivasi bahwa orang tua yang merubah dirinya lebih baik, percikan keberkahannya akan sampai kepada anak keturunannya. 

"Jadi gampang bila ingin anak shalih atau shalihah itu orang tua lebih dulu perlu memperbaiki diri. Kalau orang tuanya baik, konsisten ibadah; pilih aja, mau menggunakan puasa, mau tahajud malam, mau dekat Qur'an, itu kalau kita sudah punya amalan pokok yang standar dan konsisten mengerjakannya, itu percikan keberkahannya akan sampai ke anak. Itu sudah rumus. itu sudah rumus.'

_______ 

Lamongan, Ahad 24 Agustus 2025 / 30 Safar 1447 H

 

                 



Minggu, 03 Agustus 2025

Kuliah Molor, Lama Tak Miliki Anak dan Doa - doa Diijabah


_______

Seorang tetangga, tokoh masyarakat, guru, bercerita bahwa beliau telah berdoa untuk dapat sekali lagi berkunjung ke Tanah Suci. Bagi pimpinan lembaga zakat tingkat kabupaten ini, menyebut ingin sekali lagi karena ia menyadari telah berusia 70 tahun, maka itu adalah suatu permintaan atau doa sebelum menghadap Ilahi entah kapan. Permintaan sekali lagi itu tentu pula terkait pembiayaan yang tak mudah.  Sepengetahuan penulis, Bapak kelahiran Kediri itu telah dua kali ke Makkah - Madinah. Bersama sang istri beliau telah menunaikan ibadah haji, kemudian telah pula menunaikan umrah berdua bersama orang dekat lainnya. Kini juga bersama istri dan tiga saudaranya memenuhi panggilan Allah untuk menunaikan umrah. Doa beliau yang banyak beramal jariyah ini dikabulkan Allah. Saat ini ditulis beliau telah menginjakkan Tanah Suci di hari kedua. Alhamdulillah. 

Saat di Mina, di hari pertama lempar jumrah pada 10 Dzulhijjah pada musim haji 1445 H atau  tahun 2024 lalu, seorang pembimbing, ketua rombongan, ketua regu, serta jamaah lainnya merasa kehilangan seorang nenek yang lepas dari rombongan di sekitar jamarat Aqabah. Hilangnya Mbah Putri Sepuh yang fisiknya kuat tetapi pikun ini sudah terjadi beberapa kali. Namun itu adalah ketika di Madinah yang relatif lebih mudah melacaknya. Kini di Mina saat berkumpul jutaan atau seluruh jamaah haji, di puncak rangkaian ibadah haji, rasanya sulit menemukannya di tengah lautan manusia, di area yang amat luas begini. Pembina rombongan pun mengajak menengadahkan tangan, pasrah,  berserah diri, memohon pertolongan kepada Allah. Alhamdulillah, sewaktu kami tiba di tenda maktab, si Mbah telah lebih dahulu berada di tempat setelah diantar oleh petugas. Ma sya Allah. Alhamdulillah.

                       *******

Saat tertarik dengan calon istri, ketika itu, sebisanya penulis tetap berusaha beristikharah. Penulis berusaha memohon petunjuk terhadap pilihan hati. Alhamdulillah, takdir mengalir hingga kini kami telah menjalani 29 tahun lebih kehidupan pernikahan. Semoga Allah menjadikan hidup berumah tangga yang kami lakukan sebagai amal ibadah yang barakah dan penuh ampunan-Nya. Rabbanaa hablanaa min azwaajina wadzurriyyatina qurrata a'yunin waj'alnaa lilmuttaqiina imaaman. Rabbi habliy minasshaalihiin. Rabbi habli minladunka dzurriyatan thayyibatan  innaka samii'uddu'aa.

Begitu juga saat kami diuji belum dikaruniakan momongan dalam kurun 6 tahun. Penulis merasa tidak berkapasitas sabar diuji seperti orang lain yang hingga belasan tahun bahkan sepanjang  hidup tanpa anak kandung. Kami berdoa agar dikaruniai anak shalih atau shalihah. Kami berdoa sebisa kami di antaranya dengan doa di atas. Alhamdulillah  di tahun ketujuh putri pertama kami lahir. 

Tak kalah penting untuk disebut di sini adalah bahwa anak pertama kami lahir setahun setelah Bapak kami menunaikan ibadah haji. Saat di Tanah Haram waktu itu beliau sering telepon. Penulis yakin Bapak mendoakan kami sewaktu beribadah rukun Islam kelima ini. Penulis sempat melihat sebelumnya bagaimana beliau menatap kami berkaca-kaca saat ada yang menanya kenapa belum juga punya anak. Pertanyaan yang amat sensitif. Subhaanallah walhamdulillah.

                     *******

Pada waktu penulis dan istri akan menunaikan ibadah haji tahun lalu, berbagai perasaan berkecamuk di dada. Kami tidak mudah membayangkan meninggalkan rumah 40 hari lebih, di mana anak-anak masih remaja, belum dewasa betul. Itu mungkin karena kami termasuk yang tidak biasa bepergian jauh, untuk waktu yang lama. Dari ayat-ayat awal QS. Al Mulk di antaranya dapat diambil hikmah petunjuk bahwa kematian dan kehidupan itu diciptakan oleh Allah Ta'ala. Ia yang menciptakan langit tanpa retak, Ia yang mengatur takdir-Nya. Kami pasrah, tak berdaya, berserah bermohon petunjuk, pertolongan, perlindungan, keselamatan dan tentu kebahagiaan.

Alhamdulillah, kami pun akhirnya selesai menunaikan setelah mendaftar 12 tahun lalu. Kami merasa doa-doa kami khususnya terhadap keluarga yang kami tinggal diijabah. Tentu pula semoga Allah menerima ibadah kami dan selslu menetapkan hidayah dan kemabruran atas ibadah kami. Allaahummaj'alnaa hajjan mabruuran, wasya'yan masykuuran, waddzanban maghfuuran, watijaaratan lantabuura. Allaahumma yassirna ziyarata baytikal haraam. Allaahumma yassirna ziyaratal makkah walmadinah wal 'arafah waablighna lissyayyidina Muhammadin minassalaam. Ya Allah ijinkanlah di waktu berikutnya kami dan keluarga pergi bareng ke Tanah Suci untuk menunaikan haji atau umrah. Aamiin.

                       ******* 

Saat kuliah, penulis memutuskan mengambil beasiswa TID (Tunjangan Ikatan Dinas). Karena merasa butuh untuk tambahan sangu atau biaya kuliah selain dari orang tua, penulis mencoba mendaftar ke proses seleksi. Yang mengikuti ini setelah lulus wajib (nyaur) bekerja pada instansi pemerintah selama minimal waktu tertentu. Bila tak salah, wajib bersedia menjadi pegawai negeri sipil (PNS) selama waktu tertentu dan sedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia.  

Alhamdulillah, mungkin karena penulis temannya para mahasiswa aktivis, artinya penulis ikut aktif di beberapa kegiatan kemahasiswaan meski tidak di posisi puncak, akhirnya termasuk yang lolos seleksi. Beasiswa TID cukup membantu, meski nominal yang diterima tidak besar bila dibanding beasiswa yang pernah penulis terima sebelumnya, dari perusahaan minyak MOI, Mobil Oil Indonesia. Perbandingannya total per tahun lebih kurang 1 : 3. Bedanya lagi, yang dari TID terikat,  ada klausul nyaur sedia jadi PNS, yang Mobil Oil tanpa syarat seperti itu.

Nah, untuk syarat bersedia ditempatkan di luar Jawa, atau seluruh wilayah Indonesia, ibu penulis sempat berucap semoga kelak tidak jauh dari rumah. Entahlah, oleh berbagai sebab, meski pernah menerima dua jenis beasiswa,  masa kuliah penulis molor ... he he he. Penulis lulus di semester 10. Melihat pengalaman ini, istri heran, wong mahasiswa TID koq telat lulusnya, tanpa skripsi lagi. Saat itu penulisan skripsi memang belum wajib, masih jalur pilihan. Jadi, penulis hanya  menyelesaikan peekuliahan 148 SKS. Penulis pernah ambil mata kuliah prasyarat skripsi, tapi mundur, tidak lanjut mengikuti  perkuliahan, apalagi mengerjakan tugas dan ujian. Jadi telatnya atau molornya kelulusan penulis ini, yang tentu tidak diinginkan sebelumnya, ternyata kemudian  penulis anggap  amat terkait dengan ucapan ibu di atas.  

Para lulusan eks mahasiswa penerima TID yang lulus awal 1994 dan sebelumnya, data yang oenulis dwngar  100% atau seluruhnya selalu ditempatkan di luar Jawa, atau di berbagai wilayah Indonesia,  kecuali yang memenuhi kualifikasi untuk diangkat menjadi dosen. Sedangkan untuk yang lulus pada petengahan 1994, penulis di semester kesepuluh,, ternyata mengalami kondisi berbeda. 

Setelah kuliah, semula ijazah kami para eks penerima TID ditahan oleh kampus, tidak diberikan. Namun beberapa bulan berikutnya kami disuruh mengambil karena formasi PNS untuk eks mahasiswa penerima TID dinyatakan tidak ada. Qadarullah, satu tahun setelahnya, kami dipanggil lagi ke kampus untuk menjalani tes screening,  litsus atau penelitian khusus kewarganegaraan, untuk calon PNS pada masa orde baru, guna meneliti keterkaitan keluarga dengan ormas terlarang. Jadi ada kebijakan baru untuk tetap mengangkat sebagai PNS bagi eks mahasiswa TID. Setelah tahapan litsus itu dilalui, terbitlah surat keputusan (SK) penempatan. 

Alhamdulillah seluruh CPNS dari mahasiswa eks penerima TID, yang berjumlah 71 orang se kampus waktu itu, semuanya ditempatkan di sekolah dekat domisili masing-masing. Penulis disuruh sujud syukur oleh yang menyerahkan SK. Penulis lalu teringat ucapan ibu penulis bahwa semoga tidak jauh-jauh. Ucapan ibu ternyata menjadi doa mustajabah. Ibu penulis yang rajin tahajud pasti mendoakan kebaikan hidup sepanjang hayat anak-anaknya. 

SK yang penulis terima yang  menyebutkan kewajiban kerja pada pemerintah selama 3 tahun 5 bulan itu, menunjjukkan  tempat tugas yang hanya berjarak sekitar 20 kilometer dari kampung halaman. Di tempat  penulis bertemu jodoh, yang kini menjadi ibu dari 2 anak penulis. Andaikan penulis lebih rajin kuliah, he he he, tidak pernah gagal hingga 18 SKS, lulus di semester 8, cerita hidup pastilah beda. Wallaahu a'lam.

                      *******

Hidup adalah untuk dilihat siapa yang terbaik amalnya, pesan awal QS. Al Mulk. Yang dianggap sulit atau derita pasti tak sebanding yang dialami Rasulullah Muhammad shalallaahu 'alayhi wassalam. Nikmat yang kita alami pun tak ada apa-apanya dengan kemuliaan manusia mulia dan agung tersebut. Kita merujuk pada teladan beliau, sabda beliau dan wahyu yang beliau terima sebagai tuntunan kita dalam mengarungi kehidupan hingga kembali kepada Allah. 

Semoga kita kelak berkumpul dan berjumpa Rasulullah, para nabi, para orang shalih, keluarga, sahabat dan orang-orang beriman di surga Allah yang seluas langit dan bumi. Aamiin.

                         *******

Addition;

Doa adalah senjata kaum mukminin. 

Disebutkan dalam Al-Mustadrak Al-Hakim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُدْعُو اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالاِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

“Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan doa kalian terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak serius.” [HR. Al-Hakim, 1:493]
*******

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“ Dan Tuhamnu berfirman: “ berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” [Gafir/40:60].

*******

Referensi : https://almanhaj.or.id/92861-doa-senjata-orang-mukmin.html

_________ 
Lamongan, Ahad 3 Agustus 2025/
                       9 Safar 1447 H.


Minggu, 20 Juli 2025

Ojo Nggumunan Ojo Kagetan, Ada Ukuran Kehormatan

Orang kaya makan kenyang, orang miskin pun dapat makan kenyang. Yang pintar dapat pekerjaan, yang disebut bodoh juga bekerja, Yang cantik dan tampan mendapatkan jodoh, yang biasa saja bahkan yang difabel juga menikah. Yang pejabat tertawa, yang rakyat pun senyum bahagia, Di negara maju disebut usia harapan hidupnya tinggi, yang tinggal di lereng-lereng gunung banyak yang sepuh tetap tahes. Ada orang-orang kaya yang menjadi donatur amal, menyantuni yang susah, tetapi yang umumnya hidup suka berbagi yang dipunya, ringan tangan membantu, suka saling berkunjung,  juga suka menolong dengan ikhlas adalah orang-orang biasa, masyarakat kebanyakan.

Demikian juga, yang suka mengeluh tak selalu yang kurang. Yang maling, korupsi, bukan karena miskin. Yang menjomblo sepanjang hayat bukan karena tak mampu secara ekonomi. Yang suka bertengkar bukan mereka yang awam. Yang berbohong dan tak jujur bukan yang tak berpendidikan. Yang gemar berdandan justru yang sudah cantik atau tampan. Yang menyesatkan malah sebetulnya orang alim. Yang tak dapat tidur nyenyak mereka yang punya kasur empuk dan kamar tidur bagus. Sementara ada yang nyenyak angkler di atas becak, di emperan toko, di bawah pohon di pematang sawah, di serambi masjid, atau di rumah-rumah sederhana. 

Penyakit yang berat dialami berbagai strata masyarakat. Perbuatan dosa dan maksiat tak hanya di kota, di desa juga. Kesombongan tak hanya oleh yang gagah dan berpangkat, orang awam pun ada yang pongah menolak kebenaran. Orang jahat kini tak lagi digambarkan yang brewok, bertampang seram, hitam, besar, bertato atau berkaos belang-belang. Yang bermuka culun, suka tampil sederhana, bicara merendah, saat berkuasa merangkul menggurita, mencengkeram menyandera, daya rusaknya tak terkirakan, tak ada duanya dalam sejarah bangsa.

Kehidupan indah yang diimpikan anak-anak dan remaja akan ditemui berbeda. Kota tak seindah yang dibayangkan anak-anak kecil di desa. Desa tak selalu damai seperti bayangan oleh yang bosan di keramaian. Dunia hiburan tak dapat menentramkan. Kekayaan yang melimpah tak membuat wajah tenang dan cerah ceria. Pemilik ilmu kedokteran tak dapat menjamin kesehatan  diri dan keluarga. Para guru dan ulama pun tak mudah dan harus tetap berhati-hati mendidik anak keturunannya. Status kepemilikan tak selalu melekat pada seseorang bahkan sebelum ia sekarat dan wafat. 

Tak selalu yang kaya itu sombong. Banyak yang kaya yang amat rendah hati. Tak selalu yang lberpangkat itu gila hormat, ada yang menduduki posisi penting namun egaliter dalam pergaulan. ia meyakini semua orang memiliki peran dan fungsi yang sama pentingnya dalam kehidupan. Kemuliaan seseorang tak ditentukan kecuali oleh ketaqwaannya kepada Allah subhaanahu wata'ala. 'inna akramakum 'indaLlaahi atqaakum.'Sebagai hamba Allah, ukuran ketaqwaan yang dapat kita lihat secara lahiriyah adalah dasar hormat kita pada sesama. Wallaahu a'lam.

_______
Lamongan, 20 Juli 2025 /  25 Muharram 1447H

Langit Tak Retak

Langit tak retak. Begitulah kita memandang dari bawah, dari pijakan kita di planet bumi yang bagai titik debu di alam raya . Kita yakin ada...